Friday, December 1, 2017

MAU BERKUASA? DEKATI TUHAN


OLEH:
MUHAMMAD PLATO

Kawan-kawan dalam setiap kehidupan kita tidak akan lepas dari politik, karena setiap manusia punya naluri berkuasa. Berbagai cara manusia lakukan, demi kekuasaan. Dalam hal ini kekuasaan dalam persepsi manusia memiliki arti kemerdekaan yang akan mengantarkan manusia kepada kesejahteraan. Arti dari kemerdekaan itu sendiri adalah terbebas dari ketergantungan kepada selain Tuhan Yang Esa. Maka dari itu manusia ditakdirkan oleh Tuhan sebagai makhluk merdeka.

Waidqulnaa lil malaaikatisjuduu li adama pasajaduuu illaaa ibliisa a baa

Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. (Thaahaa, 20:116)

Bagi iblis, diciptakannya Adam adalah rival abadi dalam memperebutkan kekuasaan. Maka dari itu Iblis akan masuk ke dalam jiwa-jiwa manusia untuk menjelma. Iblis bersekutu dan memanfaatkan manusia untuk merebut kekuasaan dari kaum Adam melalui jalan jalan curang. Iblis memengaruhi hati dan pikiran manusia bahwa kemerdekaan adalah hidup dijalan setan. Maka dari itu perjuangan hidup manusia sepanjang hidup adalah melawan iblis untuk menuju kemerdekaan.

Untuk mendapatkan kemerdekaan, manusia harus berusaha menjadi orang-orang yang dekat dengan Tuhan. Upaya menjadi orang terdekat dengan Tuhan adalah dengan banyak-banyak mengingat Tuhan Allah swt. Cara mengingat Allah dicontohkan oleh Rasulullah saw dengan banyak-banyak mendirikan shalat dan sedekah.

Dan inilah janji Tuhan Allah swt bagi orang-orang terdekatnya. Mereka akan diberi kemerdekaan dengan kehidupan surga yang penuh dengan kedamaian dan kesejahteraan.

Ulaa ikal mqorrobuun. Pii jannatinna’iim
Mereka itulah orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga kenikmatan
(Al waqi’ah, 65:11-12)

Mendekati Tuhan Yang Esa, adalah mindset dan prilaku dasar yang harus dimiliki para pencari kekuasaan. Ada janji pasti dari Tuhan bahwa orang-orang terdekat-Nya akan diberi kekuasaan dengan dibebaskan dari segala ketergantungan kepada makhluk.

Mengutamakan pendekatan pada manusia untuk tujuan mendapatkan kekuasaan adalah perbuatan syirik. Perbuatan ini sama dengan merendahkan kedudukan Tuhan sebagai penyebab segala kejadian. Mendekati manusia harus tetap berada di jalan Tuhan, dengan niat menjalankan perintah silaturahmi.

Maka dari itu teknik membangun hubungan baik dengan manusia harus dilakukan dalam kontek perniagaan, atau hubungan kerja profesional. Bukan hubungan yang sengaja dibangun untuk memohon, memesan, dan transaksional kekuasaan. Etikanya dalam memperoleh kekuasaan, tidak boleh ada kata terucap untuk meminta atau memohon kekuasaan kepada manusia.

Permohonan kekuasaan harus disampaikan kepada Tuhan pemilik kekuasaan, dengan melakukan pendekatan secara berkesinambungan. Umat Islam membangun permohonannya dengan mendirikan shalat dan sedekah.

Di sekolah-sekolah layaknya dibiasakan dan diajarkan bagaimana memohon kekuasaan kepada Tuhan. Bagi anak-anak muslim, hal paling mendasar yang harus diajarkan dan dibiasakan adalah menjadikan shalat dan sedekah (bermanfaat bagi orang lain) sebagai model pendekatan kepada Tuhan. 

SETIAP MANUSIA DIBERI POTENSI BERKUASA, MAKA CARILAH KEKUASAAN DENGAN MENJADI ORANG TERDEKATNYA TUHAN
Di sekolah-sekolah abad milenial trend nya adalah kembali kepada pendekatan teologis. Pendekatan ini sesuai dengan adat ketimuran yang religius. Namun tidak berarti meninggalkan hal-hal yang bersifat ilmiah. Karena penelitian-penelitian ilmiah dibutuhkan untuk memperkuat keyakinan kepada Tuhan. Hal-hal yang sifatnya teologis tidak berarti harus keluar dari pendekatan ilmiah, karena setiap kebenaran teologis pasti ada bukti-buktinya di alam, namun ada yang sudah bisa terjangkau oleh akal ada yang masih butuh waktu panjang dalam menjangkaunya.

Untuk membuktikan bahwa dengan mendekati Tuhan, kekuasaan dan kesejahteraan akan kita dapat, dibutuhkan ketelitian untuk mengamatinya. Jadikanlah diri kita sendiri sebagai objek penelitiannya dan catat semua kejadiannya. Tuhan akan memberi pengetahuan kepada kita, bahwa apa yang kita pikirkan, Tuhan akan mewujudkannya menjadi kenyataan.

Jadilah orang-orang terdekat dengan Tuhan, karena orang-orang terdekat dengan Nya lah yang pasti akan diwarisi kekuasaan. Bangunlah kedekatan itu, dalam waktu-waktu yang telah ditentukan Tuhan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, yaitu di waktu subuh, dhuha, dhuhur, ashar, magrib, isya, sepertiga malam, dalam perjalanan, dan dalam kondisi menderita maupun lapang. Selamat mencoba, salam sukses dengan logika Tuhan.

(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment