Friday, October 23, 2020

SHALAT ADALAH MUKJIZAT

 OLEH: MUHAMMAD PLATO

Semua yang dikabarkan Al-Qur’an memiliki bukti nyata, hanya saja karena keterbatasan pengetahuan manusia, ada hal-hal yang dikabarkan di dalam Al-Qur’an belum bisa dibuktikan oleh manusia. Bukan kabar dari Al-Qur’an yang tidak punya bukti tetapi keterbatasan manusia dalam membuktikannya. Keterbatasan manusia terletak pada kualitas berpikir akalnya. Manusia-manusia berakal rendah, dan sombong, merasa pemilik kebenaran, tidak akan mempu mengungkap bukti-bukti kebenaran informasi dari Al-Qur’an.

Bagi yang membatasi kemampuan berpikir, mukjizat hanya bisa dialami oleh para Nabi dan Rasul. Padahal para Nabi dan Rasul adalah manusia seperti manusia pada umumnya. Para Nabi dan Rasul mereka merasa lapar, haus, sakit, sedih, gembira, takut, dan marah. Namun keyakinan dan kedekatannya dengan Allah para Nabi dan Rasul berhasil mengendalikan nafsu-nafsu destruktifnya menjadi manusia-manusia berjiwa tenang, lemah lembut dan layak menjadi teladan bagi manusia. Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menjadi contoh teladan bagi manusia. Dengan demikian jika manusia mengikuti jejak para Nabi dan Rasul maka tidak mustahil manusia-manusia itu akan bertemu dengan mukjizat-mukjizat seperti yang dialami oleh para Nabi dan Rasul.

Bagaimana manusia agar bisa menemukan mukjizat-mukjizat hidup yang dijanjikan Allah? Kuncinya adalah ikuti jejak-jejak hidup para Nabi dan Rasul sebagaimana diperintahkan oleh Allah. Siapapun manusianya jika tidak  mau melakukan apa yang diperintahkan Allah, dia tidak akan mengalami, dan membuktikan adanya mukjizat dari Allah.

Nabi Musa tidak akan bisa membuktikan tongkatnya jadi ular jika Nabi Musa tidak melemparkan tongktatnya sebagaiman diperintahkan Allah. Nabi Musa juga tidak akan bisa membelah laut jika tidak memukulkan tongkatnya ke laut sebagaimana diperintahkan Allah.

“Dan kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!" Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.” (Al ‘Araaf, 7:117).

Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (Asy Syu’araa, 26:63).

Shalat adalah perintah Allah langsung kepada Nabi Muhammad saw, maka siapapun orangnya tidak akan bisa membuktikan kebenaran dan mukjizat shalat jika tidak mau melakukannya. Jadi kunci agar manusia bisa membuktikan mukjizat-mukjizat dari Allah manusia harus memikirkan dan melakukan apa yang diperintahkan Allah. Shalat wajib lima waktu dalam sehari, shalat dhuha 12 rakaat tidak bisa dirasakan manfaat, dan mukjizatnya jika tidak dilakukan. Lakukanlah maka Allah akan memberikan kabar gembira bagi siapa yang melakukannya.

Inilah kesadaran yang harus dipahami dan dihayati oleh manusia bahwa mukjizat-mukjizat dari Allah akan dapat dirasakan dan dibuktikan jika manusia mampu berkonsentrasi dan konsisten untuk melaksanakan segala perintah Allah. Mukjizat-mukjizat itu akan kita rasakan dan buktikan satu persatu dengan keberanian memikirkan dan melakukannya. Shalat adalah perintah dari Allah dan ada mukjizat dibalik shalat jika kita mau melakukannya.

Untuk itulah mengapa sekolah mengjarkan shalat kepada anak-anak didik sebagai pendidikan karakter. Pelajaran shalat tidak akan pernah berakhir dan harus diajarkan dalam seluruh tingkatan pendidikan. Shalat adalah ajaran dari Allah, dan dibalik itu pasti banyak mukjizat bakal kita temukan sampai akhir khayat jika kita konsisten melakukannya. Shalat meliputi empat dimensi keilmuan, mulai dari syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Maka shalat belum selesai kita pahami sebelum sampai pada tingkat makrifat. 

Kelemahan kita selama ini adalah kita selalu membatasi dengan pikiran-pikiran kita padahal Allah memerintahkan kepada kita untuk memikirkan ayat-ayat-Nya dan mau melakukannya sehingga janji Allah akan memberikan pahala yang besar, mengembirakan, dapat kita rasakan dengan bukti langsung pada diri kita sendiri. Shalatlah!!! dan buktikan sendiri mukjizatnya. Selamat mencoba dan semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment