Saturday, May 26, 2018

BACAAN ANTI HOAX

OLEH: MUHAMMAD PLATO

“Hidup adalah mengetahui” (Capra, 390:2002). Demikian kata-kata filsuf sekuler dalam pencariannya tentang unsur paling kecil di dunia ini. Tidak bertentangan dengan kosnsep dalam Al-Qur’an bahwa membaca (berpengetahuan) harus jadi pondasi bagi manusia-manusia yang mau hidup sejahtera.

Kepandaian pertama yang harus dimiliki manusia adalah kemampuan mengetahui (membaca). Sedih-bahagia, duka-suka, gelisah-tenang, sakit-sehat, disebabkan oleh apa yang diketahui. Inilah makna bahwa Al-Qur’an itu adalah bacaan (pengethauan) yang isinya absolut menggembirakan, menyehatkan, dan meyakinkan. Inilah bacaan anti hoak!

Membaca informasi dari Al-Qur’an tidak bisa terpisah-pisah. Informasi dalam Al-Qur’an sifatnya saling berhubungan. Salah satu dari definisi kata Al-Qur’an itu sendiri adalah keterhubungan. Maka untuk memahami makna informasi dari Al-Qur’an tidak bisa berdiri sendiri-sendiri.

Sebagai pembuktian kebenaran konsep keterhubungan dalam Al-Qur’an, para filsuf sekuler pun sudah memahami, “informasi itu adalah sebuah kuantitas, sebuah nama, atau pernyataan singkat yang kita abstraksikan dari suatu keseluruhan jaringan hubungan-hubungan, suatu kontek di mana ia tertanam dan mendapatkan makna”. (Capra, 397:2002).

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (Al-Baqarah, 2:31)

Ayat di atas memberikan informasi bahwa Allah mengajarkan nama (konsep)  sebuah benda kepada Adam dengan mengajarkan nama-nama (banyak konsep). Nama-nama ini kemudian di olah oleh Adam melalui kemampuan berpikir yang dimilikinya. Adam memikirkannya sampai menghasilkan nama (konsep) baru. 

Lalu Allah menguji Adam dihadapan makhluk lainnya, dengan memerintahkan Adam untuk menyebutkan sebuah nama benda (hasil pemikirannya). Inilah gambaran dalam Al-Qur’an sebagai bukti bahwa Adam memiliki kecerdasan dalam mengolah informasi. Untuk itu Adam diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya.

ADAM MEMAHAMI MAKNA JIHAD

Informasi perintah perang (jihad) dalam Al-Qur’an, tidak berdiri satu ayat untuk memahaminya. Dia berhubugan dengan seluruh konsep yang ada dalam ayat-ayat Al-Qur’an lainnya. Kata jihad sendiri tidak identik dengan perang, dalam Al-Qur’an kata jihad berhubungan dengan banyak kata antara lain dengan, kata hijrah, sabar, infak, iman, takwa, mendekatkan diri, harta, jiwa, usaha, berniaga, cinta, dll.


Untuk itu, jihad jika dilihat dari hubugan-hubungan konsep yang ada dalam Al-Qur’an, jihad bukan perang. Jihad adalah sebuah ajaran Islam yang harus melekat dalam segala usaha kebaikan. Ukuran kebaikan di dalam konsep Al-Qur’an adalah segala tidakan yang tujuannya untuk menjaga keseimbangan, kesejahteraan, kedamaian hidup manusia dan seluruh alam. Konsep-konsep yang disandingkan dengan kata jihad ikut menjaga makna, agar jihad tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (At Taubah, 9:20)   

Tidak ada jihad untuk membinasakan manusia tanpa sebab, tidak ada jihad untuk balas dendam, tidak ada jihad untuk menyebar ketakutan (teror). Jihad adalah kesungguh-sungguhan setiap muslim untuk hidup di jalan Allah yang maha pengasih dan penyayang.

Bacalah Al-Qur’an dan hadis shahih dengan artinya agar setiap muslim bisa mengantisifasi hoak dari masing-masing dirinya. Jargon anti hoak, bagi seorang muslim memiliki arti bahwa kita harus kembali kepada bacaan yang benar, bacaan yang tidak diragukan lagi, bacaan yang akan membawa kesejahteraan hidup seluruh manusia di dunia dan akhirat.  

Setiap muslim sudah saatnya berjihad membaca dan memahami segala informasi yang terdapat dalam Al-Qur’an. Belum membaca Al-Qur’an dengan sempurna jika belum timbul karakter cinta, damai dan penyejahtera dalam jiwa seorang muslim. Wallahu ‘alam.

(Penulis Master @Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment