Thursday, May 10, 2018

SETIAP MUSLIM PASTI KAYA!

OLEH :MUHAMMAD PLATO

Sebentar lagi Ramadan, ada dua pola pikir yang kemungkinan hinggap di kepala orang. Pertama, sambut ramadan dengan banyak banyak sedekah. Kedua, sambut ramadan dengan berburu sedekah.

Jika biasanya orang-orang banyak kritik orang kaya, sekarang saya akan mengkritik orang-orang fakir (miskin). Supaya adil, karena orang kaya dan orang miskin sama-sama punya kelemahan.

Pernah anda saksikan bagaimana orang-orang miskin berebut sedekah? Tua, muda, anak-anak, ikut terjun berebut sedekah, sampai berujung maut. Pemandangan ini terjadi di saat-saat menjelang akhir bulan ramadan.

Dari luar sana orang akan melihat kejadian itu sebagai gambaran negatif orang-orang miskin beragama Islam. Jika disebar luaskan akan menjadi kampanye negatif untuk umat Islam.


SETIAP MUSLIM PASTI KAYA, KARENA TUHAN MENGAJARKAN INFAK BUKAN MINTA
Padahal mereka yang berebut sedekah atau zakat, dia bukan orang Islam. Mereka baru tercatat di dalam kartu penduduknya sebagai orang yang beragama Islam, tetapi belum berkepribadian sebagai orang Islam.

Seseorang yang dikatakan muslim harus mengikuti standar baku prilaku. Standar baku prilaku ini tertulis, dalam Al-Qur’an. Siapa yang keluar dari standar baku prilaku sebagai seorang muslim, dia tidak dapat dikategorikan sebagai muslim.

Standar baku prilaku sebagai seorang muslim tersebut adalah percaya kepada yang ghaib (Allah), medirikan shalat, mengeluarkan infak (sedekah), berpedoman kepada Al-Qur’an, yakin pada kehidupan akhirat. (sumber: Q.S, Al-Baqarah, 2:1-5). Standar baku prilaku seorang muslim ini berlaku untuk semua orang yang dikategorikan kaya maupun miskin.

Jika mengacu kepada lima standar prilaku muslim yang ditetapkan dalam Al-Qur’an, sebenarnya tidak ada muslim miskin, semua orang yang telah menjadi muslim, mereka telah menjadi orang kaya. Semua muslim prilakunya pemberi bukan penerima. Setiap muslim akan sangat menjaga dirinya dari meminta-minta.

Allah mengabarkan bagaimana kisah seorang muslim fakir yang tetap menjaga kualitasnya sebagai muslim. Inilah gambaran indah prilaku muslim fakir yang Allah abadikan di dalam Al-Qur’an;

“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (Al Baqarah, 2:273)

Kualitas muslim fakir dijelaskan dalam Al-Qur’an, mereka masih terlihat seperti orang kaya, karena mereka menjaga diri dari meminta-minta. Sebuah keterpaksaan bagi mereka meminta, itupun dilakukan dengan santun, tanpa memaksa, apalagi harus berebut berdesak-desakkan. Itulah kualitas manusia fakir dalam Islam.

Maka pemandangan rebutan sedekah atau zakat saat menjelang akhir ramadan, itu bukan prilaku orang-orang Islam. Mereka adalah orang-orang lupa diri, bahwa Allah telah mengajarkan kepada seluruh lapisan masyarakat muslim untuk mengeluarkan infak, sedekah, dan zakat.

Mereka orang-orang lupa, sekalipun tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya, mereka harus memelihara diri dari minta-minta, dan jikalau terpaksa mereka bisa meminta dengan tidak memaksa, apalagi berebut dengan berdesak-desakan, membabi buta.

Pemandangan itu menandakan bahaya kefakiran bagi umat manusia khususnya umat Islam. Kefakiran bisa menutup keimanan manusia dari ajaran-ajaran prilaku standar yang telah ditetapkan Tuhan Allah swt. 

SETIAP MUSLIM PASTI KAYA, KARENA ALLAH MENGAJARKAN KEPADA SETIAP MUSLIM UNTUK BERINFAK BUKAN MEMINTA. Wallahu ‘alam.

(Penulis Master Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment