Thursday, October 3, 2019

DZIKIR PARA PEMIMPIN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Para pemimpin ternyata orang-orang hebat, tidak mungkin mereka terpilih oleh rakyat jadi pemimpin jika di dalam diri mereka tidak punya kelebihan. Di sekolah-sekolah anak-anak harus diajarkan kembali untuk menghargai dan menghormati wakil rakyat dan pemimpin kita.

Sejak kejadian keusuhan besar tahun 1965 dan 1998, bangsa kita hampir kehilangan harga diri ditandai dengan menurunnya penghormatan warga negara terhadap pemimpinnya. Kita saksikan masyarakat melakukan pelecehan dan penghinaan kepada wakil rakyat dan para pemimpin dengan melakukan postingan-postingan ujaran kebencian, gambar-gambar lecehan, dan video-video penghinaan. Kebebasan ekpresi masyarakat difasilitasi dengan media teknologi informasi hampir tanpa kendali.

Setiap orang diciptakan oleh Tuhan dengan fitrah sebagai manusia yaitu memiliki kekurangan dan kelebihan. Dari mulai rakyat biasa sampai pemimpin tertinggi tidak lepada dari dua sisi ini. Maka sudah pasti setiap orang akan punya sisi buruk dan sisi baik.


"PENDIDIKAN HARUS MANGAJARI ANAK-ANAK UNTUK MENGHORMATI PEMIMPIN, KARENA PEMIMPIN DIANGKAT ALLAH ATAS DASAR KEBAIKAN YANG DIMILIKINYA". (MUHAMMAD PLATO) 
Satu hal yang harus dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, para pemimpin di lembaga tinggi negara pada hakikatnya adalah orang-orang terbaik. Dari mulai ketua RT sampai presiden dan anggota DPR, mereka adalah orang-orang terbaik. Tuhan telah menetapkan bahwa pada setiap kelompok masyarakat akan diangkat seorang pemimpin dari orang-orang terbaik di mata Tuhan. Ini adalah ketentuan mutlak dari Tuhan. Untuk itu, sikap seorang warga negara yang baik, absolut harus menghormati pemimpin.

Sebuah bangsa besar, berdaulat sudah pasti ditandai oleh warga negaranya yang menghargai dan menghormati pemimpin. Rendahnya kualitas sebuah bangsa ditandai dengan rendahnya penghargaan warga negaranya kepada seorang pemimpin. Sejak peristiwa kerusahan dan jatuhnya rezim Orde Baru tahun 1998, harga diri bangsa kita melorot jatuh ke titik nadir ditandai dengan rendahnya penghargaan masyrakat kepada pemimpin.

Tugas besar bagi dunia pendidikan adalah mengembalikan harkat martabat seorang pemimpin kepada posisinya. Tanpa melihat latar belakangnya semua orang yang ditakdirkan jadi pemimpin adalah orang-orang terbaik dihadapan Tuhan. Menjaga marwah bangsa adalah mempertahankan seluruh warga negara kepada para pemimpinnya. Upaya besar dalam dunia pendidikan karakter saat ini adalah memutus rantai generasi-generasi kualitas rendah yang tidak menghargai pemimpin, digantikan dengan generasi-generasi bermartabat tinggi dengan mengembalikan seluruh warga negara untuk menghargai pemimpin.

Menhgormati pemimpin adalah sebuah keharusan dan harus dilakukan tanpa syarat. Mengajarkan ini kepada peserta didik adalah pekerjaan berat. Mengajarkan warga negara untuk menghargai pemimpin dilakukan dengan melatih anak-anak didik untuk menjadi dan merasakan bagaiman beratnya menjadi seorang pemimpin.

Ketika berdiskusi dengan salah seorang wakil rakyat di tingkat provinsi, saya menyimak ternyata pemimpin kita memiiki kelebihan-kelebihan tersendiri. Kegagalan masyarakat dalam menghargai pemimpin, karena tidak mengenal dari dekat siapa pemimpinnya. Masyarakat terbawa suasana kebencian terhadap pemimpin karena teralu fokus pada sisi sisi buruk pemimpin yang diberitakan. Rendahnya penghargaam masyrakat terhadap pemimpin didasari oleh informasi informasi buruk yang ditampilkan di media massa tentang seorang pemimpin. Pengetahuan dari media massa akhirnya menjadi kolektif memori warga negara dalam memandang sama untuk seluruh pemimpin. Padahal jika kembali kepada fitrah manusia, maka tidak kecuali pemimpin, mereka pasti memiliki kekurangan seperti kita.

Masyarakat terlalu asik melihat keluar dirinya dan mereka lupa bahwa dirinya sama dengan pemimpin sebagai manusia yang memiliki fitrah tempatnya salah dan benar. Kita menjadi tidak sadar sedang merendahkan martabat bangsa sendiri dengan menghina dan merendahkan pemimpin, padahal kekurangan-kekurangan yang dituduhkan pada pemimpin sesunguhnya terdapat pada dirinya sendiri.

Pengajaran berat yang harus dilakukan dunia pendidikan adalah memberikan kesadaran pada anak-anak bahwa perbuatan menghina atau menghujat pemimpin merupakan suatu tindakan berkualitas rendah bagi seorang manusia, bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Upaya yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan adalah mengajarkan pola pikir positif bahwa siapaun pemimpin dia diangkat oleh Tuhan atas dasar kebaikannya, sekalipun kebaikan itu kadang tidak diketahui manusia. Siapapun manusianya, termasuk anak-anak di sekolah harus diajarkan memberikan penghormatan dan menjaga harga diri pemimpin. Mengapa? Karena pemimpin membawa nama baik kelompok, merendahkan pemimpin sama dengan meredahkan sekelompok orang. Jika yang direndahkan pemimpin kelompok kita, maka menghina pimpinan sama dengan menghina diri sendiri.

Bagi para pemimpin, seadil-adilnya pemimpin dia pasti memiliki kekurangan, bahkan lebih banyak kekurangannya. Seorang pemimpin tidak akan bisa memeprtanggungjawabkan kepemimpinannya di dunia dan akhirat. Seorang presiden tidak akan bisa berlaku adil, memperhatikan masyarakat sampai ke pelosok bumi dan seluruh makhluk hdanidup di dalamnya.

Seorang pemimpin sudah pasti banyak kekurangannya dari pada kelebihannya. Seorang presiden Indonesia harus mempertanggungjawabkan dihadapan Allah, wilayah seluas 1,095 juta km persegi, ditambah manusia, binatang, dan tumbuhan yang ada di dalamnya, tidak mungkin manusia dapat mempertanggungjawabkannya. Seorang kepala sekolah dengan luas wilayah 10.000 sd 30.000 meter persegi, sangat tidak mungkin bisa mempertanggungjawabkan tugasnya dihadapan Allah untuk mengelola manusia, tanah, bangunan, tumbuhnan dan binatang yang ada di dalamnya.

Seorang pemimpin harus adil terhadap alam, manusia, binatang, tumbuhan, dan jin sekalipun yang hidup di dalamnya. Bagaimana pemimpin daidili oleh Allah karena kucing terlantar, ayam tertabrak, dan tikus yang dipukul sampai mati. Bagaimana mempertanggungjawabkan dihadapan Allah dengan pohon yang kekeringan dan terbakar. Bagaimana pertanggungjawaban pemimpin dihadapan Allah dengan orang gila yang terlantar tidak ada yang mengurus, jalan jalan dipakai berjualan, sungai-sungai dipenuhi sampah? 

Untuk itu seorang pemimpin tidak akan ada yang layak mendapat surga jika tidak mendapat ampunan Allah. Maka tugas para pemimpin adalah berdzikir memohon ampunan Allah, mengingat kekurangan, keterbatasannya dalam menjalankan tugas menjaga keadilan. Hanya ampunan Allah saja yang bisa menyelamatkan para pemimpin.

Dzikir para pemimpin setiap hari adalah memperbanyak istigfar dan shalawat. Istigfar untuk memohon bantuan agar bisa keluar dari masalah, diberi solusi, mendapat ampunan dan mendapat rezeki dari arah tidak disangka. Memperbanyak shalawat untuk membersihkan dosa dan tetap didudukkan pada posisi tertinggi di sisi Allah. Setelah itu berusaha dan bekerja keras mewujudkan keadilan untuk kesejahteraan manusia. Wallahu’alam.

(Penulis Master Trainer Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment