Thursday, May 21, 2020

BELAJAR AGAMA DARI KOH STEVEN

OLEH:MUHAMMAD PLATO
(Master Trainer Logika Tuhan)

Membaca kisah Koh Steven menjadi mualaf membawa banyak pelajaran bagi kita yang sejak lahir muslim. Perjuangan Koh Steven menjadi muslim sangat berat ujiannya. Terusir dari keluarga, tidak mendapat hak waris, menjadi gelandangan, menjadi kuli panggul di pasar, tidur di emper toko dan hidup bermodal baju kaos beberapa helai. Bertahun-tahun dia alami menjadi gelandangan. Allah sepertinya hendak menguji keiman Koh Steven, sejauh mana dia beriman kepada Allah. Beliau juga kehilangan gigi depannya dan rahang bergeser karena pukulan seseorang karena urusan agama. Beliau tidak menuntut kejadian ini dan lebih memilih meniru akhlak Rasulullah yang tidak membalas keburukan dengan keburukan.

Perjalanan hijrahnya cukup berat dan Allah memilih beliau sekarang menjadi salah satu umat terbaik diantara muslim. Apa yang dilakukan Koh Steven setelah menjadi muslim tidak jauh dari akhlak Rasulullah dan para sahabat. Ketika masa wabah melanda Indonesia, Koh steven menjual asetnya senilai 20 miliar untuk membantu masyarakat yang mulai kekurangan pangan dan para medis yang kekurangan pakaian APD.


Koh Steven diutus oleh Allah untuk mengajarkan kepada umat Islam bagaimana mengelola dunia agar jadi kendaraan akhirat. Beliau mengelola berbagai bisnis dengan tujuan keuntungannya untuk membantu umat sampai ke Palestina. Koh Steven juga mengajarkan kepada umat Islam untuk konsen mengembangkan ekonomi umat dengan membangun berbagai macam bisnis bersama. Koh Steven mengajarkan kemandirian umat dengan mengembangkan berbagai bisnis. 

Karakter Koh Steven jika dibandingkan dengan empat sahabat Nabi Muhammad, beliau seperti Usman Bin Affan. Sumbangan besar yang diberikan saat wabah, prilaku ini persis seperti prilaku Usman Bin Affan pada saat terjadi wabah. Bantuan yang dikeluarkan Usman bin Affan mengular berupa barisan bantuan yang diangkut unta memasuki Madinah. Usman bin Affan pun pernah melakukan transaksi dengan para tengkulak yang menawar dengan harga tinggi, sementara situasi sedang terjadi wabah. Usman bin Affan memilih menjualnya kepada Allah karena melihat keuntungannya lebih besar dari pada yang ditawarkan para tengkulak. Usman bin Affan membagikan seluruh barang dagangannya kepada kaum muslimin yang kekurangan pada saat itu. Nabi Muhammad saw dalam hadisnya mengatakan kelak Beliau akan ditemani oleh Usman bin Affan di surga. Semoga Koh Steven ikut menemaninya.

Belajar dari Koh Steven, keberagamaan seseorang yang bisa dilihat bukan dari ceramahnya tetapi dalam kehidupan sehari-harinya. Koh Steven mengajar dalil-dalil agama dalam bentuk perjuangan hidup dan memperjuangkan hidup orang banyak. Koh Steven juga memperlihatkan bagaimana mempertahankan hidup untuk dirinya dan orang lain dengan tetap menjaga harga dirinya dengan tidak memelas-melas bantuan. Koh Steven memperjuangkan kesejahteraan umat dengan memberdayakan umat. Koh Steven terlihat beragamanya lebih santai dan merdeka. Bisa dipahami karena kemerdekaan hidup itu terjadi dikala kita punya keyakinan bahwa Allah menjamin seluruh kehidupan kita dan kita harus berusaha menjamin kehidupan orang lain sebagaimana Allah perintahkan.

Koh Steven membawa angin segar untuk umat Islam, bahwa hal yang luput dari orang Islam selama 1441 tahun ini adalah masalah ekonomi (muamalah). Selama ini keberagamaan kita tidak seimbang terlalu banyak bicara masalah ibadah pokok dalam menyembah Tuhan sementara ibadah-ibadah dalam bentuk muamalah terabaikan. Ceramah-ceramah didominasi oleh pahala shalat, zakat, sedekah, puasa, dan cara-cara sah shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji. Sekali lagi ilmu-ilmu ini bukan tidak perlu tetapi terlalu dominan dalam setiap kajian, jadinya keilmuan umat Islam tidak seimbang. Urusan muamalahnya menjadi tertinggal jauh dan tidak begitu disenangi sebagai pelajaran agama.

Shalat dalam sehari paling lama 25 menit, zakat dibahas setahun sekali ketika menjelang idul fitri, puasa dalam setahun hanya satu bulan, ibadah haji dilakukan satu kali seumur hidup jika mampu, tetapi makan, minum, belanja, bekerja, berdagang, menghidupi anak, istri, keluarga, waktunya lebih banyak kita gunakan dari pada kegiatan shalat, zakat, puasa, dan ibadah haji. Sementara ilmu agama yang kita pelajari lebih banyak tentang ritual shalat, zakat, puasa, ibadah haji dan tata cara ritual lainnya, urusan muamalah saling membantu, berjamaah dalam bisnis jarang ditampilkan dalam ceramah dan dianggap ilmu sampingan yang tidak penting untuk dipelajari karena dianggap ilmu keduniawian.  Padaha kita tahu penyebab manusia masuk neraka adalah makan riba, makan makanan haram, tidak bayar utang, kikir, dagang tidak jujur, tidak mau bantu anak-anak yatim, tidak mau bantu orang-orang kepalaran dan sebagainya.

Koh Steven mngajarkan gaya baru dalam berdakwah. Beliau mengajak umat untuk mandiri dalam ekonomi agar bisa membantu banyak orang secara nyata. Inilah zaman dimana dakwah harus lengkap dengan kompetensi, kreativitas, dan kekayaannya, sebagaimana Nabi Muhammad beritakan. Masalah ekonomi adalah urusan serius yang harus didalami sebagai pelajaran agama. Jika benar Al-Qur’an diajarkan dan diamalkan maka tidak ada orang kekurangan harta dan kelaparan. Jika ajaran Al-Qur’an benar dimiliki umat manusia tidak akan ada peminta minta karena semua ingin hidup sejahtera dengan mensejahterakan orang lain. Masalahnyanya adalah bagaimana mengajarkan Al-Qur’an agar jadi pola pikir dan akhlak seluruh umat manusia. Wallahu’alam. 

No comments:

Post a Comment