Saturday, May 9, 2020

TAFSIR TEMATIK

OLEH: MUHAMMAD PLATO
(Head Master Trainer Logika Tuhan)

Metode tematik ialah membahas ayat-ayat Al-Qur’an sesuai tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan dihimpun kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti asbab al-nuzul, kosa kata, dan sebagainya. Semua dijelaskan dengan rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik argumen itu berasal dari Al-Qur’an, hadis, maupun pemikiran rasional. (Baidan, 2005, hlm. 151).

Tafsir adalah ilmu yang membahas cara komunikasi Al-Qur’an dengan memahami petunjuk dari kata atau kalimat atau susunannya yang mengandung makna dan hukum. (Aziz, 2012, hlm. 195). Lebih lanjut dijelaskan, ayat Al-Qur’an mengandung makna tunggal dan multi makna. Untuk yang mengandung makna tunggal cukup dengan tafsir, dan untuk yang mengandung multi makna dijelaskan dengan ta’wil, yaitu mengartikan ayat dengan salah satu makna dari beberapa kemungkinan makna. Misal makna Jadullah dalam surat al Fath, 48:10 yang berarti “tangan Allah”, di ta’wil dengan makna kekuasaan Allah.


Tafsir tematik tergolong pada metode tafsir ar ra’y (akal) atau kontekstual. Tafsir ini berkembang seiring dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.  Pandangannya bersifat holistik dan tetap menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai rujukan. Pemikiran-pemikiran rasional dari sudut padang filsafat, sains ilmiah digunakan untuk mempertegas kebenaran Al-Qur’an dan hadis. Tafsir tematik menghasil cabang-cabang keilmuan yang tidak lepas dari sudut pandang teologis dan ilmiah.

Tafsir tematik membuka peluang para ilmuwan dari berbagai sudut pandang kelilmuan untuk melakukan tafsir terhadap ayat-ayat Qur’an. Kajian ini menyerupai apa yang dilakukan ilmuwan muslim pada abad pertengahan di masa daulah Abasiyah dan Umayah. Pemikir-pemikir dari berbagai cabang ilmu pengetahuan pada saat itu berhasil mengembangkan ilmu-ilmu modern tanpa lepas dari sumber pengetahuan dari Al-Qur’an. Informasi dari Al-Qur’an menjadi sumber pengembangan ilmu pengetahuan.

Taufik Pasiak menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu neurologi dan kesehatan. Fahmi Basya menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu matematika. Agus Mustofa menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu tasawuf dan kajian dari berbagai sudut pandang ilmu, hingga lahir ilmu tasawuf modern. Ary Ginanjar Agustian menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari sudut pandang kecerdasan emosional. Erbe Sentanu menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu komputer. Aa Gym menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu menajemen hati. Mahmud Thoha menfasir ayat-ayat Al-Qur’an dari sudut pandang filsafat Jawa. Hidayat Nataamdja menfasir ayat-ayat Al-Qur’an dari filsafat ilmu melahirkan intelegensi spiritual. Yusuf Mansur menafsir Al-Qur’an dari perjalan hidup sehari-hari yang dijelaninya melahirkan konsep miracle of giving dan ilmu bisnis. Buya Syakur Yasin menfasir Al-Quran dari sudut pandang ilmu bahasa dan Antropologi. Haidar Bagir menafsir Al-Qur’an dari filsafat dan tasawuf, melahirkan epistemologi ilmu. Kuntowijoyo menafsir Al-Qur’an dari sudut pandang sejarah melahirkan filsafat ilmu sejarah yang bersifat teologis. Sayfii Antonio menafsirkan Al-Qur’an dari sudut pandang ilmu perbankan untuk memperkuat dan menodorong perekembangan perbankan Syariah. Al-Qur’an menawarkan berbagai solusi hidup kepada orang sesuai dengan sudut pandang keilmuan dan kemampuan setiap manusia. Ini khasanah keilmuan yang luar biasa yang tidak akan pernah habis untuk ditulis. 

Logika tuhan adalah ilmu berpikir yang dikembangkan dari Al-Qur’an menggunakan kajian ilmu logika dan sejarah. Al-Qur’an mengandung pola pikir dan bisa menjadi pijakan dalam berpikir tanpa mengubah makna Al-Qur’an. Ilmu logika Tuhan sangat membantu mengajarkan pola pikir Al-Qur’an kepada anak-anak di tingkat usia remaja yang sudah mampu berpikir abstrak. Ilmu logika tuhan dapat membantu perkembangan anak-anak remaja memahami substansi Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai way of life, membangun akhlak mulia, dan menjadi manusia-manusia santun, sabar, selalu optimis, kreatif, inovatif, berjiwa sosial tinggi, rela berkorban, cinta damai, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tafsir tematik membuka peluang kepada ilmuwan-ilmuwan muda dari berbagai profesi untuk menfasirkan Al-Qur’an dari sudut pandang kelimuannya. Khasanah keilmuan bernafaskan Al-Qur’an harus terus dikembangkan agar pola-pola pikir Al-Qur’an masuk ke relung-relung kehidupan masyarakat yang beraneka ragam. Melalui tafsir tematik ajaran-ajaran Al-Qur’an bisa masuk ke segala aspek kehidupan menjawab segala permasalahan hidup yang sedang dihadapi masyarakat. Dengan termbukanya Al-Qur’an ditafsir melalui metode tematik, semoga membawa kembali kejayaan Islam ditingkat global dan menjadi paradigma kelimuan dan memengaruhi pola pikir masyarakat dunia. Wallahu’alam. 

No comments:

Post a Comment